Kamis, 16 Januari 2014

Pengertian Coklat

Cokelat adalah sebutan untuk hasil olahan dari biji kakao (Theobroma cacao). Cokelat pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman. Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk, corak, dan varian rasa yang beraneka ragam membuat coklat sering digunakan sebagai ucapan trerima kasih, simpati, atau perhatian bahkan sebagai pernyataan cinta. Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang terpopuler di dunia., selain sebgai cokelat batangan yang sering dikonsumsi, cokelat juga mejadi bahan minuman hangat dan dingin.

Coklelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan, cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena baik untuk dikonsumsi apabila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti-oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu biji cokelat juga mengandung protrein 9%, karbohidrat 14%, dan lemak 31%. 9% protein yang terkandung dalam biji cokelat itu memiliki kandungan fenilalanin, tyrosin, asam amino tripotiofan dalam jumlah besar, sehingga dengan kandungan yang demikian beragam menjadikan manfaat cokelat bagi kesehatan tentu juga beragam misalnya dapat mencegah dan melawan kanker, meningkatkan libido, dan menghilangkan stress.

Berdasarkan studi yang dilakukan di Boston dan telah diterbitkan di jurnal America Heart Association, mengkaji 32 responden wanita swedia yang berusia antara 48 dan 83 tahun selama sembilan tahun. Pakar diet menyatakam jika mengkonsumsi cokelat terlalu sering dan berlebihan berefek merusak dan tidak sehat untuk tubuh.

Studi juga mencatat bahwa satu atau dua sajian cokelat, sekitar 19 hingga 30 gram per pekan dapat mengurangi resiko gagal jantung hingga 30%. Angka itu turun menjadi 26% ketika seseorang hanya memakan cokelat satu hingga tiga kali setiap bulannya. Namun mereka yang menyantap cokleat setiap hari malah tidak terlihat mengalami penurunan risiko gangguan jamtung sama sekali. Peneliti menyimpulkan efek pelindung pada cokelat akan berkurang bila menyantap kurang dari atau lebih dari ukuran optimal, yakni satu atau dua kali saja dalam sepekan.

Mengapa terlalu banyak cokelat justru berbahaya? Pasalnya cokelat mengandung kadar gula dan lemak tinggi yang dapat memicu kenaikan bobot seseorang, demikian menurut para periset. Namun, menurut studi sebelumnya, cokelat juga mengandung konsentrasi senyawa flavonoid dalam kadar tinggi yang dapat mengurangi tekanan darah dan melindungi dari serangan jantung.